Ngobrol Bareng Ilustrasi Buku Anak Bersama Evelyn Ghozalli
Artikel ini gratis, tapi dukungan kamu akan sangat membantu kami! :)
Artikel ini adalah hasil diskusi bersama dengan Evelyn Ghozalli melalui acara dwi-mingguan Ilustrasee, Ngobrol Bareng. Evelyn Ghozalli atau sering dikenal dengan nama pena EorG adalah seorang ilustrator yang berkecimpung di dunia buku cerita anak. Beliau merupakan pendiri Kelompok Ilustrator Buku Anak Indonesia (KELIR) dan Regional Advisor dari Society of Children’s Book of Writers and Illustrators (SCBWI). Berikut ringkasan perbincangan dengan Mbak Evelyn di Ngobrol Bareng Ilustrasee tanggal 30 Mei 2021.
———
Halo Mbak Eve! Boleh memberikan perkenalan singkat, sejarah karir di bidang ilustrasi dan keterlibatan di komunitas-komunitas penulis dan ilustrator?
Halo semua! Aku saat ini sedang mengerjakan buku dari luar negeri, untuk sekarang sudah jarang mengerjakan buku dari Indonesia.
Aku juga sekarang sedang fokus menginisiasi gerakan membaca, termasuk di Komite Jakarta Kota Buku.
Dulu, mengenal jaringan perbukuan anak melalui Forum penulis buku cerita anak. Dan saat ini, terlibat di KELIR dan SCBWI Indonesia. Setelah itu. sejalan dengan karir ilustrasinya, semakin melihat pentingnya berorganisasi dan membangun komunitas untuk menguatkan sesama profesi.
Sebenarnya, dulu waktu baru lulus aku mencari-cari kerja seperti biasa. Tapi kemudian di tahun 2005 dihubungi penulis Arlene A. untuk menjadi ilustrator salah satu bukunya. Disitu aku akhirnya terjun untuk menjadi ilustrator.
Dulu ceritanya saat membuat KELIR itu dimulai dari beberapa isu dalam keprofesian sebagai ilustrator cerita anak dan keinginan untuk berkoneksi dengan rekan seprofesi lainnya. Sudah lama terpikirkan, tapi belum juga direalisasikan. Suatu hari, salah satu rekan ilustrator aku, Betty Tio Marga, mendorong untuk membuat dan menjadikan komunitas ilustrator buku cerita anak karena tersandung masalah saat itu. Akhirnya, malam itu juga kita ngebut membuat KELIR; Kelompok Ilustrator Buku Anak Indonesia.
———
“Aku selalu merasa diriku sendiri ‘bekas anak kecil’, jadi natural untuk aku suka buku cerita anak yang sudah memberikan impresi pertama atas kekayaan cerita.”
———
Wah seru banget mbak ceritanya! Terus, Kenapa Mbak Eve tertarik pada buku cerita anak?
Aku selalu merasa diriku sendiri “bekas anak kecil”, jadi natural untuk aku suka buku cerita anak yang sudah memberikan impresi pertama atas kekayaan cerita. Seperti sekarang, buku yang masih aku ingat waktu aku kecil seperti Dongeng Binatang dan Dongeng Hans Christian Andersen, Memang sebelum bisa membaca, aku lebih suka melihat gambarnya dan menjadi poin yang disukai terlebih dahulu dari buku-buku cerita ini.
Gini nih Mbak, Banyak yang khawatir jadi ilustrator buku cerita penghasilannya tidak sebanding dengan kerjanya. Prospek berkarir di buku cerita anak secara nasional saja apakah mencukupi?
Aku sendiri bekerja dengan sistem lama; membentuk dan membangun networking antara penerbit dan penulis, terutama di Asia Tenggara. Tapi sekarang, cukup banyak pekerjaan yang didapat dari luar negeri karena jaringan koneksi yang aku buat selama bertahun-tahun.
Kalau ngomongin biaya dan bayaran, bisa dengan sistem lump sum atau beli putus dengan ketentuan, atau dengan advance(uang muka) plus royalty. Untuk di Indonesia, ilustrator buku cerita anak ada yang konstan, ada yang timbul tenggelam. Biasanya karena penulis buku menjadi scouter talent untuk ilustrasi bukunya juga.
Secara prospek, jadi ilustrator buku cerita anak di Indonesia masih bisa bertahan hidup, tapi sekedar bertahan hidup. Dengan harga sekarang di Indonesia cukup sulit. Banyak bermunculan studio-studio ilustrasi akhirnya yang menjadi seperti “pabrik”. Sebulan mereka harus mencari 10-20 buku demi keberlangsungan studio dan menghidupi karyawannya.
Menurutku, menjadi ilustrator buku cerita anak di Indonesia harus dibarengi pemasukan atau proyek lain. Ilustrator tidak boleh hanya jadi ilustrator. Hal ini berlaku juga di negara lain.
Apa sih hal yang harus para ilustrator buku cerita anak di Indonesia perhatikan?
Dari pengalamanku mereview porto di KELIR, kadang portonya memuat banyak yang genrenya terlalu dewasa: advertorial, periklanan, buku dewasa.
Banyak ilustrator pemula juga masih mencari jati diri. Portonya ga fokus ke mana arahnya.
Porto bisa menonjolkan genre-genre ilustrasi buku anak, contoh-contoh figur manusia, binatang dan ekspresi wajah. Ekspresi wajah sangat penting!
Jangan fokus pada style! Buku anak itu bisa nyeni banget, bisa digital, bisa macam-macam. Sesuaikan style dengan cerita dan fokus pada kepribadian kita sendiri, jangan fokus pada teknisnya.
Anak-anak ga punya preferensi khusus visual apa yang bagus. Fokus pada konten.
Sedihnya selera orang tua sering dijadikan patokan jadi karya yang lebih ekspresif sering ditolak. Tapi yang beli buku kan ortunya, jadi ortunya harus tertarik dulu. Lama-lama bisa di edukasi. Buku anak yang bagus harus bisa dinikmati semua, dewasa maupun anak.
Kenali hak kita! Pahami kontrak, hak guna, hak cipta, hak milik. Kita bertanggung jawab melindungi diri sendiri.
Ada kesan pesan sebelum kita menutup sesi hari ini Mbak Evelyn?
Untuk illustrator, khususnya yang berkecimpung di dunia ilustrasi buku anak, silakan bergabung dengan Kelir. Saat ini cara bergabungnya masih di Facebook closed group Kelir Buku Anak, dan isi pertanyaannya. Seminggu sekali ada admin yang akan membaca aplikasinya, meninjau portfolio dan mengijinkan masuk jika sesuai. Setelah disetujui di Facebook, bagi yang ingin berhubungan lebih intensif, bisa minta bergabung ke Whatsapp group Kelir.
Pesan untuk semua ilustrator pemula, baik ilustrator buku anak maupun bentuk lain. Mencari jati diri perlu, membangun nama perlu, nikmatilah perjalanannya, raihlah kepercayaan, dan kalau sudah menemukan dimana hatimu, konsisten lah. Dan jangan pernah berhenti belajar.
— EorG
aiueorg.com
Instagram: @aiueorg