ANTI RUGI: Jaga Diri dan Karya Lewat Kontrak dan Negosiasi!
Oleh: Dion MBD
Editor: Aria Aulia
Artikel ini gratis, tapi dukungan kamu akan sangat membantu kami! :)
Sebagai seorang ilustrator, orang sering menganggap profesi kita tidak memerlukan modal. Padahal, pembuatan suatu karya ilustrasi tidak hanya memerlukan modal bahan dan overhead, tetapi juga modal waktu yang intensif. Kalau tidak berhati-hati, waktu yang sudah kita habiskan bisa hangus begitu saja ketika client ghosting atau membawa kabur karya kita. Berharap untung, akhirnya buntung.
Untuk mencegah hal tersebut, seorang ilustrator memiliki 2 senjata andalan yaitu kontrak dan skill negosiasi. Ayo kita lihat bagaimana memanfaatkan kedua hal ini menjadi alat anti rugi.
———
Kontrak
Kadang ia disebut perjanjian, surat perjanjian, perjanjian kerja sama (dan masih banyak lagi istilahnya), merupakan sebuah dokumen legal yang berisi kesepakatan antara dua pihak. Berikut beberapa poin yang harus kamu telaahi saat membuat atau menerima sebuah kontrak proyek ilustrasi:
Nama, alamat, dan info lain dari anda dan klien
Sebuah kontrak WAJIB memiliki nama lengkap, alamat, kadang sampai NIK dan tanggal lahir pihak-pihak bersangkutan. Tanpa info yang lengkap dan akurat, perjanjian antar anda dan klien sama seperti janji-janji si doi. Lebih parah lagi, kesepakatan anda bisa disalahgunakan.Deskripsi pekerjaan
Sebagai orang Indonesia, kita malas membaca dan menulis. Dalam sebuah kontrak kerja, jangan malas mendeskripsikan pekerjaan yang anda lakukan. Deskripsi meliputi hal umum seperti peruntukan dan tenggat waktu, hingga hal spesifik seperti area geografis dan jumlah duplikasi.Hak Guna / Hak Cipta
Saat anda membuat suatu karya, hak cipta karya itu otomatis menjadi milik anda. Tidak perlu registrasi, tidak perlu tindakan legal.Banyak ilustrator pemula menjual karya dengan pikiran bahwa saat karya itu dijual, seluruh haknya menjadi milik klien. Padahal, jika tidak ditulis sedemikian di dalam surat perjanjian, anda tetap pemilik hak cipta karya tersebut. Di dalam surat perjanjian, jelaskan dengan spesifik hak apa yang anda perbolehkan untuk klien.
Contoh, gambar khusus untuk cover buku A oleh penulis B, diterbitkan oleh penerbit C di negara D. Jika ada orang lain yang ingin membeli gambar tersebut untuk menjadi poster, anda berhak melakukan hal tersebut! Dalam kontrak dengan kata-kata “work for hire” atau “seluruh karya menjadi hak milik klien”, anda menyerahkan seluruh hak milik dan hak cipta karya anda. Jika demikian, pastikan anda menentukan harga yang jauh lebih tinggi karena klien berhak mengeksploitasi karya anda tanpa batas.
Pembayaran dan Jadwal Pembayaran
Anda tidak mau rugi? Sebaiknya tentukan jadwal dan tahap pembayaran sebelum memulai suatu pekerjaan. Usahakan anda selalu mendapatkan uang muka terlebih dahulu dan termin pembayaran disesuaikan dengan tahap sketsa, revisi, dan final proyek anda. Dengan begini, kalau klien kabur, anda sudah memegang uang mereka terlebih dahulu. Anda juga wajib menentukan tenggat waktu pembayaran dan denda jika tenggat waktu tersebut dilanggar.Nah, klien pasti lebih waspada menanggapi kerja sama ini.
Jumlah Revisi
Ini yang paling sering terlupakan! Dalam kontrak, anda boleh menentukan jumlah dan tahapan revisi apa yang anda akan berikan. Apa limitasi revisi tersebut dan apa konsekuensinya jika dilanggar.Contoh: Ilustrator akan menyerahkan 3 sketsa dan klien harus memilih satu dari tiga sketsa tersebut. Revisi pertama akan diberikan setelah pemilihan sketsa oleh klien dan revisi ini tidak boleh mengubah alur proyek sebagaimana sudah disetujui dalam perjanjian ini. Jika klien mengubah alur proyek setelah sketsa dibuat, ilustrator berhak membatalkan kerjasama tanpa sanksi atau meminta penambahan biaya sebesar Rp. 1.500.000,00.
Pembatalan
Tentukan konsekuensi dan persyaratan jika anda atau klien mau melakukan pembatalan terhadap suatu proyek ilustrasi. Saat anda berkomitmen mengambil suatu proyek, anda menginvestasikan waktu anda dan menutup diri dari proyek lain. Jika proyek dibatalkan, anda akan rugi apalagi kalau anda sudah menolak proyek lainnya.Penyertaan nama ilustrator
Pastikan anda juga menuliskan bagaimana nama anda mau diterakan setiap karya dipublikasi. Di sini, anda boleh menggunakan nama pena anda. Anda juga harus menuliskan sanksi atau denda yang akan dikenakan jika klien gagal menuliskan kredit untuk anda. Beberapa klien tidak mau menuliskan kredit untuk alasan tertentu. Untuk proyek seperti ini, anda juga boleh meminta lebih banyak bayaran karena anda tidak mendapatkan keuntungan publikasi.
Menelaah poin-poin di atas sangatlah penting saat kita menerima suatu kontrak dari klien. Kalau mereka tidak memiliki kontrak, jangan khawatir! Tim Ilustrasee sudah menyediakan template kontrak serba guna yang praktis. Buat kamu yang bingung cara menulis kontrak sendiri, klik link berikut.
Negosiasi
Sebelum kita menandatangani suatu kontrak, pastikan kita bernegosiasi tentang isi dari kontrak tersebut. Yang dinegosiasikan bukan hanya soal harga, tetapi juga soal lingkup kerja. Tujuannya bukan untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya tetapi menciptakan suatu proyek yang kondusif dan nyaman bagi kedua belah pihak. Berikut beberapa hal yang bisa membantu tercapainya perjanjian yang ideal:
Jangan pernah memiliki ratecard!
Proyek ilustrasi sangat luas. Jika kita memiliki ratecard yang kaku, kita akan kehilangan banyak kesempatan. Jangan menentukan harga suatu proyek sebelum mengetahui keinginan dan juga lingkup kerja yang klien perlukan. Jika anda memahami berapa banyak revisi yang dia perlu, seberapa kompleks gambarnya, seberapa sulit temanya, anda bisa memberikan harga yang sesuai. Otomatis, anda tidak dongkol selama bekerja.
Jangan pernah bilang “klien banyak maunya”. Justru kalau mereka banyak maunya, itu bagus untuk kita karena kita bisa kenakan harga lebih dan menerangkan kepada mereka kenapa harganya setinggi itu.Minimalisir hambatan
Tujuan utama negosiasi adalah memahami klien dan mencapai kesepakatan. Jika anda sudah merasa klien kurang memberikan lingkup kerja yang jelas, jangan cepat-cepat ingin deal soal harga dan memulai proyek. Tanya diri kalian, apakah ini akan menjadi masalah ke depannya? Apakah kepribadian klien akan menjadi penghambat? Kalau memang anda menemukan beberapa potensi masalah, anda harus komunikasikan kepada klien dan buat ancang-ancang.Contoh, jika klien sejak awal ingin anda menggambar dengan style yang lain, anda bisa menunjukkan portofolio anda kembali dan arahkan karya milik anda sendiri yang mendekati keinginan klien. Dengan begitu, anda sudah membuat parameter bahwa karya yang dibuat akan sesuai dengan kemampuan kalian sendiri.
Manfaatkan halangan untuk memaksimalkan keuntungan
Klien banyak mau merupakan kunci dompet yang lebih tebal. Jika mereka tidak mau mencantumkan kredit, kita bisa berikan harga lebih mahal. Jika mereka mau revisi tanpa batas, kita berikan harga yang juga batasnya tinggi. Jika mereka mau kita merubah style kita, kita bisa meminta bayaran harian supaya mengcover waktu yang kita pakai untuk mengeksplor gaya tersebut. Semua ini bisa kita utarakan saat bernegosiasi.
Yang paling pernting saat kita berdiskusi dengan klien adalah menempatkan diri kita setara dengan klien. Jangan malu atau sungkan untuk menyampaikan ketidaknyamanan dan potensi permasalahan yang anda rasakan. Anda adalah seorang konsultan dan pekerjaan anda bukan hanya untuk membuat gambar, tetapi membuat gambar yang menguntungkan klien.
———
Jadi, untung atau buntung adalah tanggung jawab kita sendiri. Jika kita malas atau sungkan membuat batasan di awal proyek, kita tidak boleh menyalahkan orang lain saat kerugian menimpa anda di tengah atau di akhir kerja sama. (dmbd/aa)