Ilustrator, Bukan Perancang Grafis, Bukan Perupa
Oleh: Dion MBD
Editor: Aria Aulia
Artikel ini gratis, tapi dukungan kamu akan sangat membantu kami! :)
Di bulan Mei 2020, saya kembali ke Indonesia sambil masih melanjutkan profesi saya sebagai ilustrator lepasan dengan klien-klien dari luar negeri. Salah satu alasan kepulangan saya adalah Pandemi Covid-19 yang kian memburuk. Selain itu, saya juga memang sudah berencana mau membuat komunitas ilustrator di Indonesia karena saya rasa industri ini masih kurang dipahami walaupun besar potensinya.
Sepulangnya saya ke Bandung, saya sering kali ditanya oleh om dan tante yang kepo soal pekerjaan yang sedang saya tekuni saat ini.
“Kamu di rumah aja? Jadi kerjanya apa?”
Saya jawab, “Saya Ilustrator, Om”
Tanggapan yang saya dapatkan biasanya,
“Oh, yang bikin logo, ya?”
“Ohhhh ngerti. Kamu pelukis, kan!”
“Oh, bisa bikin desain brosur dong.”
Dengan senyuman ramah, saya jawab.
“Oh bisa, tapi bukan itu kerjanya.”
Saya rasa, di Indonesia masih sangat sedikit orang-orang yang mengerti apa itu profesi ilustrator. Banyak anggapan, bahwa ilustrator bukanlah pekerjaan ataupun profesi yang utuh, karena miskonsepsi masyarakat terhadap profesi Ilustrator. Sebagai salah satu profesi kreatif yang berkembang pesat saat ini, ilustrator memiliki potensi yang sangat besar sebagai sebuah profesi. Namun, kurangnya informasi yang tersebar serta edukasi di masyarakat, banyak orang-orang yang akhirnya mengubur dalam impiannya untuk menjadi seorang ilustrator.
———
Lalu sebenarnya apa sih profesi ilustrator itu? Apa sebenarnya pekerjaan yang mereka lakukan di lapangan?
Ilustrasi: gambar yang berfungsi
Untuk mengerti profesinya, kita pahami produknya dahulu. Seorang ilustrator, membuat GAMBAR yang memiliki fungsi. Gambar yang dibuat bisa menggunakan lukisan, kolase, gambar, bahkan patung yang kemudian dipergunakan secara spesifik seperti sebagai dekorasi, material promosi, bungkus produk, dan banyak lagi.
Antara idealisme dan praktikalitas
Tugas seorang perancang grafis biasanya membuat rancangan untuk memecahkan keperluan klien. Sementara, seorang perupa murni membuat karya untuk mencurahkan isi hati dan pikiran mereka. Seorang ilustrator berada di antara kedua profesi ini. Kami memiliki gaya dan idealisme sendiri karena gambar kami menunjukkan kepribadian kami. Tetapi, kami mengaplikasikan ciri khas ini untuk menyelesaikan permasalahan klien.
Contohnya, dengan gaya gambar saya yang emosional, saya bisa membuat promosi produk minuman yang menggugah hati konsumen.
Bisa gambar tapi bukan tukang gambar
Sering kali begitu kita bilang profesi kita bersangkutan dengan menggambar, orang langsung berceloteh, “Oh, berarti bisa dong gambarin muka saya?”. Seorang ilustrator seperti seorang dokter. Hanya karena dokter tersebut pernah belajar modul kesehatan kulit, belum tentu dia mampu memberikan perawatan kulit wajah.
Kok, ilustrator banyak maunya? Kok, maunya bikin kerjaan yang sesuai stylenya aja? Kok, kemampuan gambarnya ga diaplikasikan ke semua produk yang ada visualnya?
Tenang, ngab… Tabiat pekerjaan ilustrator memang lebih memilih daripada perancang grafis. Tetapi, alasannya adalah supaya hasil pekerjaan dan maksud dari klien terpenuhi dengan sempurna. Kalau perancang grafis fokus pada strategi pemecahan masalah visual, seorang ilustrator merupakan spesialis yang akan dipilih sesuai dengan strategi tersebut.
“Tabiat pekerjaan ilustrator memang lebih memilih daripada perancang grafis. Tetapi, alasannya adalah supaya hasil pekerjaan dan maksud dari klien terpenuhi dengan sempurna.”
Analoginya, anda mau membuka rumah makan Padang yang modern, memadukan gaya art deco dengan nuansa rumah makan padang tradisional. Lalu, anda akan memerlukan sebuah mural sebagai pusat perhatian rumah makan tersebut. Mana yang akan anda pilih untuk mengerjakan mural tersebut? Arsitek dan desainer grafis anda atau seorang ilustrator yang memiliki latar belakang memahami budaya padang dan mampu membuat gambar art deco?
———
Yang saya mau sampaikan dari artikel ini adalah, profesi ilustrator itu sangat luas dan beragam tetapi juga spesifik dan unik. Ilustrator bisa membuat visual yang paling memuaskan untuk klien, asalkan klien mengenali dulu gaya kami dan mempekerjakan ilustrator yang tepat untuk proyek yang sesuai. Untuk saat ini, profesi ilustrator masih dalam tahap perkenalan ke khalayak luas di Indonesia. Namun saya yakin, dalam waktu dekat, industri ilustrasi di Indonesia akan berkembang dengan sangat pesat dan menjadi tempat bagi para ilustrator lokal untuk bisa terus berkarya dan berprestasi, perlahan merubah persepsi lingkungan sekitar mereka tentang profesi ilustrasi.